.quickedit{ display:none; }
Selamat Datang di kgderis.blogspot.com

Pages

Sabtu, 12 September 2009

Makna Gerakan Shalat

Dari situs http://majelisrasulullah.org dan ichsan231.wordpress.com saya mendapatkan keterangan tentang pengertian dan arti dari gerakan-gerakan shalat. Penasaran? Terus baca sampai selesai, atau silahkan kunjungi situs aslinya di sini atau di sini.

Buku hasil karya Toto Tasmara yang berjudul Spiritual Intelligent, adalah salah satu buku yang menarik. Salah satunya adalah mengenai makna gerakan Sholat. Yang sering kita dengan dan kita pelajar, bahwa yang dimaksud dengan sholat adalah penyatuan antara “Gerak” dan “Doa” yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

“Gerak” menunjukkan bahwa orang hidup harus bergerak, yang artinyo orang harus bekerja keras untuk memperkuat ibadah dan agar sejahtera di muka bumi.

“Do’a” menunjukkan bahwa dalam bekerja sehari-hari harus selalu mengingat Allah, serta kita diperintahkan untuk meminta kepada Allah, dengan cara berdo’a.

Kesimpulannya setiap orang harus mau bekerja dan beribadah kepada Allah, bila tidak maka orang tersebut akan rugi besar.

Penjelasn lain dari buku Toto Tasmara yaitu bahwa : Sholat itu ada berdiri, ada rukuk dan ada sujud.

“Berdiri” bermakna bahwa setiap orang mengalami masa-masa jaya, masa-masa sehat dan gagah perkasa, maka gunakanlah untuk bekerja dan beribadah.

“Rukuk” bermakna bahwa setiap orang itu akan melewati masa-masa rapuh atau badan sudah bongkok tidak bisa berdiri tegak, maka beribadahlah sebelum keburu dipanggil oleh Allah.

“Sujud” bermakna ketidak berdayaan manusia, sehingga posisi sujud adalah posisi terendah manusia, sudah tak berdaya untuk sombong, maka sudah sepantasnya untuk lebih mendekat kepada Allah.

Sumber lain menjelaskan:

* Takbiratul ihram

Takbiratul Ihram berasal dari dua kata : Takbir (ucapan Allahu Akbar) dan Ihram (pengharaman), ketika dua kalimat ini digabung maka bermakna : Ucapan takbir yg memulai pengharaman dari melakukan hal hal yg dilarang dalam shalat. Seperti makan, minum, berbicara kpd selain Allah dan Rasul saw dan hal hal yg diajarkan Rasul saw sebagai mubthilat (yg membatalkan) shalat.

* Bersedekap
Sedekap ini bukan merupakan rukun shalat, bila tak dikerjakan tak membatalkan shalat, yg merupakan rukun adalah berdiri dalam shalat wajib bagi yg mampu dan membaca Fatihah padanya.

* Ruku
Ruku secara bahasa adalah menunduk
Secara Syar;an adalah menundukkan badan hingga kedua telapak tanganna meraih/bersandar pada kedua lututnya, dan bahwa Ruku;nya Rasul saw itu tepat dalam posisi 90 derajat, hingga andai ditaruh sebuah gelas dipunggungnya niscaya tak tumpah, menunjukkan lurusnya posisi punggung beliau dalam 90 derajat

* I'tidal
Secara bahasa adalah tegak lurus
Secara syar?an adalah tegak berdiri kembali ke posisi semula sebelum ruku;nya.

* Sujud
Secara bahasa adalah merendahkan diri serendah rendahnya
Secara syar;an adalah meletakkan 7 anggota sujudnya pada bumi tempat ia melakukan shalat, yaitu kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua kaki, dan Dahinya, dengan mengangkat belakang tubuhnya lebih tinggi dari posisi dahinya, melambangkan kerendahan yg serendah rendahnya atas dahi.

* Duduk di antara dua sujud
Duduk antara dua sujud secara bahasa adalah duduk sebagaimana yg kita fahami, dan secara syar?an pun demikian, duduk dalam posisi apapun yg disebut duduk tetap sah shalatnya, misalnya bersila, tetap sah shalatnya, dan sunnah adalah duduk dengan Iftirash dengan menegakkan telapak kaki kanan dan menghamparkan kaki kiri sebagaimana kita lihat orng yg melakukan duduk dalam shalat.

* Tahiyatul
Tahiyyah secara bahasa adalah kemuliaan, secara syar?an adalah Salam kepada Allah, sebagaimana para sahabat mengucapkan salam pada Rasul saw, salam pd sesama muslim, merekapun mengucapkan salam kepada Allah, maka Rasul saw bersabda : ?Jangan ucapkan salam pd Allah, karena Allah adalah Assalaam, tapi ucapkanlah Attahiyyatu lillah; (Syarh Baijuri Bab Shalat)

Tasyahhud, secara bahasa adalah mengucapkan syahadat, secara syar;an adalah terbagi dua, Tasyahhud awwal dan Tasyahhud Akhir, tasyahhud awal adalah duduk setelah sujud kedua pd rakaat kedua, lalu membaca doa tasyahhud awal sebagaimana dijalankan oleh muslimin dan yg itu semua telah diajarkan oleh Rasul saw, demikian pula Tsyahhud Akhir, yaitu ucapan yg merupakan percakapan antara Allah dan Rasul saw di malam Mi'raj beliau, sebagaimana Rasul saw menceritakannya : aku bersujud dan berucap : ?Attahiyyatulmuba?dst.? Lalu Allah menjawab Assalaamu alaikua Ayyuhannabiyy.., lalu aku menjawab : Assalaamu alaina.., maka percakapan ini dijadikan kewajiban utk selalu diucapkan oleh setiap ummatnya, karena saat itu lah diwajibkannya shalat, maka shalat menyimpan rahasia kemuliaan Mi;raj beliau saw kepada Allah swt.

* Menunjukkan jari ketika sedang tahiyat
Merupakan Ittiba; lirrasul saw (berpanut pd perbuatan Rasul saw)

* Salam
Salam adalah ucapan dari rukun shalat yg terakhir dg niat selesai dari shalat, ucapan salam yg pertama merupakan rukun shalat, dan salam yg kedua adalah sunnah, mengenai kpd siapa ucapan tersebut memang banyak khilaf, namun bukan itu daripada tujuan utama mengucapkan salam, karena tujuan utama dari salam dan seluruh gerakan shalat adalah Ittiba; lirrasul saw dengan landasan perintah Allah swt dengan puluhan ayat pada Al Qur;anulkarim yg memerintahkan kita taat kepada Rasul saw, dan mengikuti perintah beliau saw

Apakah ada dalil mengenai gerakan SHOLAT ?

Dalil mengenai gerakan shalat dapat anda rujuk ratusan hadits pada Shahih Bukhari, Muslim dan seluruh buku buku Hadits Bab Shalat, bagaimana dijelaskan sujud beliau saw, ruku beliau saw, perintah beliau untuk meratakan shaf, mengeraskan suara pada bacaan fatihah dan surat di shalat magrib, isya dan subuh, dan seluruh rukun shalat berlandaskan hadits shahih.

Apakah suatu keharusan salam harus menengok kanan kiri?

Menengok ke kanan dan kiri hukumnya sunnah dan merupakan Ittiba birrasul saw (Syarh Busyralkariim Bab Sunanusshalat hal 183)

Mengenai hikmah dari setiap gerakan gerakan shalat saya tak mungkin menuliskannya disini mengingat waktu yg sempit, namun satu hal yg harus kita pegang adalah setiap gerakan shalat, juga haji, puasa, zakat dlsb mengandung hikmah hikmah luhur, namun bukan kewajiban kita untuk mengetahuinya, namun kewajiban kita adalah mengamalkannya, karena kita akan terjebak oleh hukum akal bila selalu menghendaki jawaban dari maksud setiap Ajaran Rasul saw, ya bila kita menemukan jawabannya, bila tidak?, apakah lalu kita menolak mengamalkannya?, maka dengan itu kita menyembah akal karena hanya taat pd hal yg diterima akal.

Pertanyaan : "mengapa", merupakan pertanyaan berbahaya bila terlalu mendalam, karena puncaknya akan menjurus pada Allah swt dan syak wasangka padaAllah swt, mengapa Allah memerintahkan ini dan itu?, mengapa tidak seperti ini?,

Maka tanpa kita sadari kita terjebak pemahaman untuk merubah diri kita sebagai Pencipta, dan Allah menjadi Hamba, karena kita ingin Allah taat pada keinginan kita, dan berbuat menurut kehendak kita, dan agar tidak berbuat terkecuali hal yg kita fahami, dan membatasi kehendak Nya untuk berbuat dengan hal yg bertentangan dengan akal kita.

Wallahu alam

Sumber :
1.Syarh Busyralkariim Imam As Syeikh Abdullah Abdurrahman Ba Fadhl
2.Syarh Imam Baijuri
3.Yaqutunnafiis ala madzhab Ibn Idris As Syafii
4.Bulughul Maraam Al Imam Ibn Hajar


Wallahu a'lam ....

0 komentar:

Posting Komentar